Widget HTML Atas

Terang

Terang, terang yang menyakitkan.
Entah saat tak satu pun menganggukkan kepala, entah semua memang karena ulahnya.
Tapi terang ini menyakitkan. Dia tau itu, tapi tak berkutik. Ternyata dia anggap terang ini sebagai pelangi. Haha, dia salah. Salah besar. Tapi tetap diam. Ya, hanya diam.

Diam yang lain yang adalah benar menjadi obat. Kenapa dia tak minum obatnya? Disimpulkan kalau dia takut sembuh. Bukan begitu?

Ada cerita lain lagi.
Soal ini dia rindu. Namun ke'terang'an hampir berhasil menjadi penghapus rasa hati itu. Hampir berhasil. Rupanya ada yang tak kenal menyerah. Menyamakan posisi semua bunga, tapi kali ini dia menangkap strategi itu. Baguslah!
Sebenar-benarnya dia tentang ini, dia takkan tertipu. Bagaimana bisa? Toh dia pernah atau bahkan sering diajak berpikir di dalamnya. Satu hal : Butuh diteriakkankah?

Sampai saat ini bunga tulip yang sedang tidak mengerti kabarnya sendiri berharap kembali ke taman awal saat belum menjadi dia.

3 comments for "Terang"

  1. entah ini benar atau salah.
    bukankah soal ini tulip lebih baik tak beranjak dari gelap?
    kalaupun ternyata menjadi terang, bukankah memang seharusnya tulip tak menoleh pada cahaya itu?
    entahlah. tulip pasti lebih mengerti dirinya sendiri.
    bukankah begitu? :)

    ReplyDelete
  2. terang.. seterang mentari.. :)

    ah tulip, andai kau tahu, semua itu berputar..
    roda berputar, bumi berputar, waktu berputar.

    fase atas dan bawah. fase jatuh dan bangkit. sejarah, itu berulang sayang..

    lalu, apa yang harus disesalkan? takdirNya lebih indah bukan? menghadapi jauh lebih baik dibandingkan berandai kembali. ya kan?

    tulip itu tak pernah kehilangan indahnya. karena indahnya dilihat didasarkan pada banyak hal, bukan sebatas penyesalan tanpa usaha.

    hamasah!

    ReplyDelete
  3. @tikaalmira :
    ga pernah rasanya aku cerita jelas ke tika soal ini, tapi kenapa tika yang paling ngerti? solusimu membuatku tersenyum, terimakasih.

    @teh bintangbiru1710 :
    "lalu, apa yang harus disesalkan? takdirNya lebih indah bukan? menghadapi jauh lebih baik dibandingkan berandai kembali. ya kan?" :):):)

    ReplyDelete

Post a Comment

Silakan berkomentar :)