Setelah Putih Abu (2)
Ketika lu sadar kalau menangis sudah dimaklumi diri tapi gak pernah mau ditunjukkan lagi kepada selain-Nya,
ketika lu lebih pengen didoakan dalam hati orang-orang yang lu sayang daripada disemangatin langsung,
ketika
lu harus berjuang belajar keras mencapai target akademis lu dan di saat
yang sama lu harus berjuang ngelawan hati lu yang galau terus ngerengek
belum punya kuliah,
ketika lu sebenarnya sudah
lelah, tapi lu tahan-tahan, gamau sampai ngeluarin kata itu di saat lu
sedang lari karena lu takut akan suatu yang berhenti,
ketika
lu sebenarnya benci menjadi individualis, yang (saat itu) lebih banyak
bertemankan kertas-kertas, angka dan huruf daripada bertemankan
orang-orang yang lu rindukan jauh dari sebelum mereka
'pergi',
ketika semangat lu bisa dengan mudah tersulut tapi tiba-tiba bisa terhempaskan cuma gara-gara kata meremehkan,
ketika lu ngerasa amat bahagia kalau ngekhayal lu ada di tempat impian, tapi rasanya campur nyesek,
ketika
lu berusaha menutupi ketidak-baikan diri di depan temen-temen lu yang
senang, dan secara ga langsung berusaha meminta senyuman mereka buat jadi
topeng diri lu sendiri,
ketika media sosial
berkali-kali menampilkan rasa syukur orang-orang yang sudah sampai di
tempatnya, dan di saat yang sama, lu menghadirkan semua nikmat-Nya yang
masih lu punya untuk bisa tetap bisa bersyukur di saat lu belum 'sampai'
di tempat lu,
tapi yang paling gw ga bisa
lupa: saat-saat seperti itu adalah ketika gw ngerasa memiliki titik terdekat
dengan-Nya, dengan kasih sayang-Nya, dengan rahmat dan karunia-Nya.
Ketika
membanggakan orang tua lu itu tertunda, ketika ternyata prediksi tidak
sesuai kenyataan, ketika begadang lu diganti 'miris' di hari H,
Lu
harus sadar satu hal, Dia menjawab satu doa lu, tentang dikuatkan.
Tentang seberapa besar hati seorang yang ngakunya beriman.
"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?" (QS Al-'Ankabuut : 2)
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka
(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan
orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka
itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman
kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." ( QS. Al-Baqarah :186)
"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati
menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd : 28)
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya..."
(QS. Al-Baqarah: 286)
"....Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan, yang ada pada diri mereka sendiri....." (QS. Ar-Ra'd: 11)
"Karena sesungguhnya
bersama setiap kesulitan ada kemudahan,Sesungguhnya bersama setiap kesulitan
ada kemudahan." (QS. Al-Insyirah: 5-6)
Al-qur'an benar-benar Asy-syifa.
***
Gw
emang ga pernah ngerti rasanya
gagal olimpiade.
Gw emang ga pernah tau rasanya dapet tekanan dari
pihak atas dan bawah dalam waktu yg bersamaan.
Gw gatau rasanya ga jadi
pergi belajar di negeri orang cuma gara-gara kuota, atau kata lain sudah
melewati berbagai tes, lulus, tapi belum beruntung.
Gw gatau rasanya bersusah payah hidup di negeri orang sendirian. Perang batin,
antara pengen mengejar akademis atau menikmati 'belajarnya' di
sana,yang bisa dibilang bukan termasuk golongan enjoy.
Gw juga ga tau
benar rasanya diasingkan (atau dianggap asing) oleh orang.
Tapi yang gw benar tau, saat orang-orang di atas mendapat balasan indah atas kegagalan mereka sebelumnya, gw ngerti ayat-ayat-Nya itu pasti benar.
Arfie Nugraha, Dyah Ayu Kusumoputri Buwono.
Inget banget 2011, secara bersamaan kalian tidak lolos OSP
dan sempat 'cerita-dengan-sok-kuatnya' ke gw. Dan itu membuat kalian
merasa berada di sedalam-dalamnya tempat mungkin.
Tapi 2012? Sekolah Teknik EIektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung untuk Arfie dan
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia untuk D.a. Maka nikmat
Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Rasmi Widuri - Ghifari Rahadian,
yang sudah lulus tes AFS sampai titik terakhir pun tetap saja
masih disebut tidak beruntung. Karena sebelum benar-benar ada di dalam
pesawat berangkat, apapun bs terjadi. Dan itu terjadi pada kalian: ga
jadi berangkat. Setelah lelah mengikuti segala macem rangkaiannya.
Tapi
2012? Fakultas Asia Pasific Management (APM), Ritsumeikan Asia Pasific University (APU), Japan untuk Widuri dan Electrical engineering Nanyang Technological University, Singapore untuk Giffy. Maka
nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Putri
Faradina Iskandar.
Sama kasusnya, lagi-lagi ketidakberutungan. Tapi hey, International Forum For Entrepreneurs di Argentina Tahun 2011, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia 2012 Jalur Undangan, you
deserve it all! Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Muhammad Inardi
rizky.
Mati-matian bertahan di negeri orang. Berangkat membatin, di
sana membatin, pulang pun masih membatin. Bulak-balik cari pertolongan belajar jarak jauh, stress mengejar materi belajar kelas 3 dan membuat ke-enjoy-an di sana terganggu. Banyak tamparan hidup di
negeri sakura, tapi karena teman baik gw satu ini kuat, pulang-pulang
pun, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung Jalur Undangan hadiahnya. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang
kamu dustakan?
Ghilandy Ramadhan.
Mungkin kalau
diceritakan, sosok satu ini yg Allah uji lebih lama dari yg di atas.
Rupanya, Allah masih pengen ngeliat fight-nya ketua osis gw yang bahkan
sudah paling bersahabat dengan tekanan sana sini. Di saat semua sudah berlari ninggalin lu yang masih "mengurus" kehidupan orang-orang, terus saja
bertubi-tubi. Subhanallah. Yang mampu menghadapi yang bertubi-tubi ya
lu, Ghil. Selamat Fakultas Teknik Universitas Indonesia jurusan Teknologi Bioproses 2012 nya! Maka nikmat Tuhanmu yang
manakah yang kamu dustakan?
satu lagi yang menginspirasi.
Ihsan Hamdani.
Untuk semua orang yang akan atau sedang dalam perjuangan, gw sarankan belajar dari Ihsan. Dia berhasil membuktikan kalau determinasi akan sesuatu itu menjadi modal yang lebih penting ketimbang kemampuan yang tidak diasah. Awalnya, dia banyak dijatuhkan oleh sekitar, oleh nilainya, oleh pesaing-pesaingnya, tapi dia cerna semua itu menjadi suatu bahan bakar untuk berlari mencapai garis finish sesuai tujuannya. Ga belok. Ga tergoyahkan dan tetap pada apa yang dia impikan. Karena dia yakin, janji Allah akan orang-orang yang bersungguh-sungguh tidak pernah palsu. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2012 untuknya! Maka nikmat Tuhanmu yang
manakah yang kamu dustakan?
Tuhan pastikan menunjukkan kebesaran dan kuasa-Nya, bagi hamba-Nya yang sabar, dan tak kenal putus asa.......
dan mungkin masih banyak cerita teman-teman Benteng Batu lainnya yang bikin masing-masing dari kita lebih bersyukur atas apa yang Allah kasih di bulan-bulan akhir berjuang ini :)
Gw mengkhususkan cerita di atas untuk adik-adik di Meriam Baja yang tak lama lagi akan menyusul kami. Selamat berjuang menjadi siswa di lorong lantai 1. Sertakan Allah dalam perjuanganmu, ingatlah Allah dalam apapun keadaan kalian. Jadilah sebaik-baiknya pejuang. Jangan pernah berhenti sebelum memang diberhentikan.
|