Widget HTML Atas

Soal Merasa

Kalau posting waktu-waktu gini hawanya pasti ngebahas soal rapor, nilai, rapor, nilai, kalau ga rapor, nilai. Yaa, dan ada dua perasaan para pelajar Indonesia, kalau bagus seneng, kalau jelek sedih. (Oh atau ada yang kalau bagus sedih kalau jelek seneng? Jika Ya, tanyakan pada hatimu sendiri deh udah bener belum haha)

Check it out....
Saya mengerti rasanya kesedihan, saya tahun benar rasanya, ya... Saya pun manusia biasa yang bisa sedih, tapi sayangnya, saya ga mau lama-lama sedih, saya ga suka, saya ga nyaman, itulah kenapa saya dikatakan makhluk-yang-jarang-bersedih.

Lain halnya dengan mereka (baca : orang-orang yang menikmati kesedihan) Nikmat? Sedih bisa jadi suatu yang nikmat? Bisa saja mungkin, tapi saya lebih senang jika nikmat saya itu senyuman, kebahagiaan. Saya ga mau raut wajah saya jadi terlihat tua, saya ga mau ngeliat dunia serasa hitam seluruhnya, saya ga mau hati saya cenat-cenut (?) dan ga tentram. Lagian saya juga malu sama Allah, masa udah dikasih jalan terbaik, masih aja menggerutu, hmmm atau kalo boleh berkesimpulan, gerutu itu ada cuma karena seseorang belum paham saja maksud indah-Nya.

Tapi bukan berarti saya memaksa 'yang menikmati kesedihan' untuk berhenti bersedih. Hidup itu pilihan, lagi! Kata mentor saya memilih itu unjungnya ya pertanggungjawaban atas pilihannya sendiri. Ya, mau sedih mau seneng, yang penting tanggungjawab! Hehe

yang 'gemar' bersedih, ancang-ancang juga jangan sampai merugikan diri sendiri, jangan sampai bosen hidup misalnya (:p). yang emang bahagia, jangan lebay juga 'terbang'nya, takut kalau nanti jatuh, sakit.

Intinya, seimbanglah :)


-Unnamed
Alhamdulillah, syukur alhamdulillah, untuk nikmat-Nya hari ini, untuk senyuman mamaku saat ambil raporku, untuk hasil sesuai harapan yang telah diprediksi, untuk buah dari usaha yang sebenarnya minimal, namun Dia Maha memang Maha Mendengar doa hamba-Nya.
Aku hanya sedang berusaha, bersyukur dalam kebahagiaan.


Mendengar ceritanya, sesal mereka, atmosfer 'menyerah', sungguh, aku merasa tak layak jika hanya mengeluarkan kata sabar, atau sejenisnya, rasanya kalau memang aku bisa bantu secara nyata, aku sangat ingin, hanya saja yang ku bisa lakukan hanya bersamasama mereka, mengingat Rabb kami, kembali menemukan nikmat lain yang sempat dilupakan.
Aku hanya sedang berusaha, bersyukur dalam kesedihan.


"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? Dan Kami telah menghilangkan dari padamu bebanmu, yang memberatkan punggungmu? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap." (QS. Al-Insyirah 1-8)

9 comments for "Soal Merasa"

  1. Thanks rin, menginspirasi yang lagi galau karna rapot nih

    ReplyDelete
  2. Semangat terus dan selamat yaaa Ariiin :)

    ReplyDelete
  3. Laa Tahzan. Sesungguhnya Allah bersama kita. Jadi, apa yang mau disedihi, kan Allah bersama kita. hhe :D

    ReplyDelete
  4. Ngelengkapin aje:
    "Laa takhaf, wa laa tahzan. innallaaha ma'ana"
    -Nabi Muhammad Shallallaahu 'alaihi wasallam-

    ReplyDelete
  5. Bayangan anak ilang X-730 December 2010 at 07:08

    @yang di atas gue: uanjrooottt!!! nama gue dipake-pake! siapa sih lw?
    @arin: yang sabar rin. kesabaran berbuah keberhasilan

    ReplyDelete
  6. baca blognya arin selalu berasa terlempar ke masa lalu.. saya saya masih imut dan lugu... *tsaaaahhh...*

    ReplyDelete
  7. terimakasih ibu
    kami, linea alfa arina

    ReplyDelete

Post a Comment

Silakan berkomentar :)