[No title]
Entah apa yang membuat saya 'terlalu' sayang kalian. Entah apa yang membuat saya sebegitu khususnya berbicara tentang kalian. Entah apa yang membuat saya (bisa terbilang) jahat karena memilih kasih, untuk kalian. Entah kenapa mesti kalian. Entah kenapa mesti dia dan dia.
dia yang sudah, sedang, dan akan 'menikmati' masa-sarat-makna
Mungkin sindiran-sindiran kecil dari saya dan mereka ada yang terdengar oleh hati? Atau ternyata tidak sama sekali? Tapi apapun inputnya, saya harap outputmu tetap baik :) maaf ya, dik. Keisengan kami sebenarnya tak bermaksud. Tak bermaksud lebih dari sekedar mengingatkan sebentar lagi smansa ditanganmu.
Ingin sekali mendengar jawaban tersurat, dari pertanyaan : Apa yang kamu rasakan saat ini? Apakah yang kamu rasakan sama seperti yang saya rasakan di september-saya-setahun-lalu?
Satu hal lain yang mengingatkan saya akan kamu dan yang lain, saat saya iseng bernostalgia dengan ini :
http://m.facebook.com/note.php?note_id=465927032213&refid=0
Ya, mengingatkan kamu dengan yang lain, terutama dengan 19 yang lain. Sekali lagi, tak bosan saya retweet kalimat : waktu itu cepat berlalu.
Saya tak perlu berpetuah kali ini. Toh perjalanan-masa-mu adalah petuah untukmu. Saya tak perlu memintamu bersiap. Toh kesiapan itu akan jadi kebiasaanmu sendiri.
Dan sampaikan salam saya untuk yang lain ya, dik? Karena yang sebenarnya saya bahas sekarang, bukan hanya kamu, tapi kalian, kalian yang entah sejak kapan sudah masuk daftar orang-orang yang saya sayang :)
Selamat menempuh 'masa-sarat-makna'. Bukan lagi seminggu. Bukan lagi hanya seminggu.
Nanti, mungkin kamu akan merasakan apa yang saya rasakan terhadap adik saya dua tahun lalu, di sebuah tempat, bermodalkan 'kemampuan menculik anak kecil', lilin 15 untuk saya, kamera slr, dan buku-masa-saya. Mungkin kamu akan merasakan apa yang saya rasakan di tiga tempat tersurat dan satu tempat tersirat.
Do'aku yang terbaik untukmu, lebih tepatnya kalian :)
dia yang sudah, sedang, dan akan 'menikmati' perubahan-masa-di-'rumah'-nya
Saya sayang kamu, dan selalu.
Kalau saya sedang 'mendengarkan', terkadang merasa takut telinga ini bukan yang terbaik, kadang merasa takut telinga ini bukan yang solutif, tapi ketika telinga ini kehilangan pembicaranya, sedih rasanya.
Perubahan masa di 'rumah'nya. Hmmm, kamu sedang menjadi chauvinist ya? :p atau memang dari dulu? Entah sejak kapan, tapi rasa itu sepertinya menular. Apalagi, setelah saat ini, saat sementara menjadi kamu.
Tentang jarak,rasa rindu, perjuangan, egois sejenak, nekat dan tekad,'kejahatan', emosi sejenak, pengganti, tangis, dan hal lainnya.
Satu hal lagi tentangmu, saya belajar banyak soal do'a dalam diam. :)
yang masih ingin berlama-lama dengan kalian,
linealfarina.
dia yang sudah, sedang, dan akan 'menikmati' masa-sarat-makna
Mungkin sindiran-sindiran kecil dari saya dan mereka ada yang terdengar oleh hati? Atau ternyata tidak sama sekali? Tapi apapun inputnya, saya harap outputmu tetap baik :) maaf ya, dik. Keisengan kami sebenarnya tak bermaksud. Tak bermaksud lebih dari sekedar mengingatkan sebentar lagi smansa ditanganmu.
Ingin sekali mendengar jawaban tersurat, dari pertanyaan : Apa yang kamu rasakan saat ini? Apakah yang kamu rasakan sama seperti yang saya rasakan di september-saya-setahun-lalu?
Satu hal lain yang mengingatkan saya akan kamu dan yang lain, saat saya iseng bernostalgia dengan ini :
http://m.facebook.com/note.php?note_id=465927032213&refid=0
Ya, mengingatkan kamu dengan yang lain, terutama dengan 19 yang lain. Sekali lagi, tak bosan saya retweet kalimat : waktu itu cepat berlalu.
Saya tak perlu berpetuah kali ini. Toh perjalanan-masa-mu adalah petuah untukmu. Saya tak perlu memintamu bersiap. Toh kesiapan itu akan jadi kebiasaanmu sendiri.
Dan sampaikan salam saya untuk yang lain ya, dik? Karena yang sebenarnya saya bahas sekarang, bukan hanya kamu, tapi kalian, kalian yang entah sejak kapan sudah masuk daftar orang-orang yang saya sayang :)
Selamat menempuh 'masa-sarat-makna'. Bukan lagi seminggu. Bukan lagi hanya seminggu.
Nanti, mungkin kamu akan merasakan apa yang saya rasakan terhadap adik saya dua tahun lalu, di sebuah tempat, bermodalkan 'kemampuan menculik anak kecil', lilin 15 untuk saya, kamera slr, dan buku-masa-saya. Mungkin kamu akan merasakan apa yang saya rasakan di tiga tempat tersurat dan satu tempat tersirat.
Do'aku yang terbaik untukmu, lebih tepatnya kalian :)
dia yang sudah, sedang, dan akan 'menikmati' perubahan-masa-di-'rumah'-nya
Saya sayang kamu, dan selalu.
Kalau saya sedang 'mendengarkan', terkadang merasa takut telinga ini bukan yang terbaik, kadang merasa takut telinga ini bukan yang solutif, tapi ketika telinga ini kehilangan pembicaranya, sedih rasanya.
Perubahan masa di 'rumah'nya. Hmmm, kamu sedang menjadi chauvinist ya? :p atau memang dari dulu? Entah sejak kapan, tapi rasa itu sepertinya menular. Apalagi, setelah saat ini, saat sementara menjadi kamu.
Tentang jarak,rasa rindu, perjuangan, egois sejenak, nekat dan tekad,'kejahatan', emosi sejenak, pengganti, tangis, dan hal lainnya.
Satu hal lagi tentangmu, saya belajar banyak soal do'a dalam diam. :)
yang masih ingin berlama-lama dengan kalian,
linealfarina.
teteh........... *netes*
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete........... :')
ReplyDeleteSayang kamu, Rin. Gw kangen. Kangen banget.
ReplyDelete