Kangen dan Pindah
Kalau disentil soal kangen masa SMA, sulutannya selalu memanjangkan melankolis. Kangen inilah, itulah, masa-masa inilah, masa-masa itulah. Boleh bete? Karena gw ga bisa ngapa-ngapain lagi sekarang. Gw ga bisa tiba-tiba memanggil semua orang yang gw pengen ADA, untuk berdiri di hadapan gw sekarang juga kan?
dan lagi-lagi tulisan gw selalu tentang tempat itu. Ga lain ga bukan. Tentang masa-masa itu. Lagi. Dan selalu.
Apalagi hari ini, chat seorang teman secara spontan membuat gw mengirim sebuah pesan : Gw belum berubah kok, masih arin Smansa. Setelah kirim, kok kalimat gw konyol -,- Sampai temen gw itu nanya balik maksudnya gw bilang itu kenapa. Haha entahlah. Gw hanya ingin meyakinkan semua orang yang bisa gw yakinin kalau gw belum berubah. Atau gw emang statis dengan perubahan, atau gw memaksa diri gw agar menghindari kedinamisan dunia gw sekarang. Hanya ada yang sedang ditutupi, atau memang gw sengaja menutupi.
Gw kangen itu selalu. Kadang gw memang harus melupakan beberapa part dari masa-masa akhir kehidupan gw di sana, sebagai tanda move on gw, dari mimpi-yang-you-know-what-banget.
Harus gw akuin ini move on terberat yang pernah gw alami- lebih dari yang gw bayangkan sebelumnya. Maaf, terkesan belum berhasil, terkesan belum bisa kuat. But I'm still trying *Itulah kenapa gw nahan-nahan ga mau blogging-karena ujungnya isinya begini. Maaf, tulisan ini amat useless.
Intinya lagi kangen, sama koridor lantai 2 bagian kiri, di mana gw lihat sebaya gw pakai baju putih-abu masih harum toko, warna putihnya masih bersih dan kaku karena baru. Lagi kangen juga sama koridor lantai 2 bagian kanan, di mana gw lihat bulak-balik proposal siap naik, ngelingker sana-sini ngebahas acara, dan lagi kangen sama koridor lantai 1, yang saat itu udah kayak tempat wi-fi gratis karena masing-masing bawa laptop ke sekolah nyelesain web dan kartulnya :)
Sekarang apa kabar? Masih begitukah di sana?
Kabar di sini masih terus belajar 'pindah', pindah yang baik.
dan lagi-lagi tulisan gw selalu tentang tempat itu. Ga lain ga bukan. Tentang masa-masa itu. Lagi. Dan selalu.
Apalagi hari ini, chat seorang teman secara spontan membuat gw mengirim sebuah pesan : Gw belum berubah kok, masih arin Smansa. Setelah kirim, kok kalimat gw konyol -,- Sampai temen gw itu nanya balik maksudnya gw bilang itu kenapa. Haha entahlah. Gw hanya ingin meyakinkan semua orang yang bisa gw yakinin kalau gw belum berubah. Atau gw emang statis dengan perubahan, atau gw memaksa diri gw agar menghindari kedinamisan dunia gw sekarang. Hanya ada yang sedang ditutupi, atau memang gw sengaja menutupi.
Gw kangen itu selalu. Kadang gw memang harus melupakan beberapa part dari masa-masa akhir kehidupan gw di sana, sebagai tanda move on gw, dari mimpi-yang-you-know-what-banget.
Harus gw akuin ini move on terberat yang pernah gw alami- lebih dari yang gw bayangkan sebelumnya. Maaf, terkesan belum berhasil, terkesan belum bisa kuat. But I'm still trying *Itulah kenapa gw nahan-nahan ga mau blogging-karena ujungnya isinya begini. Maaf, tulisan ini amat useless.
Intinya lagi kangen, sama koridor lantai 2 bagian kiri, di mana gw lihat sebaya gw pakai baju putih-abu masih harum toko, warna putihnya masih bersih dan kaku karena baru. Lagi kangen juga sama koridor lantai 2 bagian kanan, di mana gw lihat bulak-balik proposal siap naik, ngelingker sana-sini ngebahas acara, dan lagi kangen sama koridor lantai 1, yang saat itu udah kayak tempat wi-fi gratis karena masing-masing bawa laptop ke sekolah nyelesain web dan kartulnya :)
Sekarang apa kabar? Masih begitukah di sana?
Kabar di sini masih terus belajar 'pindah', pindah yang baik.