Widget HTML Atas

Calon Ibu?

"...coba deh pikir, lu bakal jd orang pertama dan yang paling dipercaya sama anak lu ketika dia ngeluh, curhat, sedih, galau, banyak masalah, dan lu akan menjadi Ibu yang bijak ketika lu bisa menanganinya dengan baik, apalagi ketika lu-nya pernah merasakan. Termasuk bantuin anak lu buat bangun dari jatuhnya, berhasil dari gagalnya. Yang artinya, selain mengalami gagal, lu juga harus mengalami rasanya bangkit dan berhasil.......," -Oknum X-

Sudut pandang lain melihat kegagalan. Kacamata baru menilai sebuah jatuhnya seseorang. Ah, memang, ketika ada di posisi yang orang bilang serba-terpuruk, pikiran jernih seringkali terbungkus prasangka, ya. Itulah mengapa diciptakan setidaknya seorang teman, sebagai pengingat diri. Sebagai orang yang menarik paksa kita untuk "mundur" beberapa langkah, sehingga jarak memandang sesuatu semakin luas. Sebagai orang yang membawa terang agar kita bisa membaca pesan yang tidak terlihat karena gelapnya hati. Siapa yang sangka, sesederhana pesan "Lu bakal jadi seorang Ibu loh beberapa tahun lagi" itu bisa membersihkan debu kesedihan yang berserakan. Secara tiba-tiba bisa menyemangati. Rabb, perantara-Mu sungguh membuat haru.

Bangkit dan berhasil? Aku tidak yakin akan parameternya. Mendapat apa yang diinginkan-kah? Atau merasa cukup atas apa yang digariskan? Keduanya tidak salah, sih. Bangkit dan berhasil menurut definisiku sendiri tidak keluar dari: pandai bersyukur dalam senang dan ahli bersabar dalam sedih.

"..kebayang dong seorang Ibu jago mengajarkan dua hal itu ke anaknya?", lanjutnya.

Fyi, lagi mainstream kalimat yang diawali dengan kata "kebayang dong" di sosmed. :p

Iya, aku langsung membayangkan. Sok-sok ga sanggup membayangkan, bahkan. Haha. Terima kasih ya, sekali lagi, karena telah memaksaku membayangkan idealisme seorang sosok Ibu.

Berbicara soal Ibu, atau orang tua, aku selalu sensitif dengan kata "dewasa". Definisinya apa? Temanku menjawab, "Lihatlah sikap kedua orang tuamu, itu jawabannya."

Beberapa pasti denial. Pasti.

Iya, sayangnya, tidak semua anak dianugerahi orang tua yang bisa mencontohkan kedewasaan. Tidak semua anak diperlihatkan sosok orang tua yang bijaksana dalam memandang suatu hal. Sayangnya.

Tapi kita, iya, aku, dan kamu, bisa memperbaiki garis ke bawah. Menjadi ibu yang diidamkan setiap anak di dunia dan akhirat, menjadi ibu yang diidealkan, dipercaya 100000% menjadi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan kehidupan dari sejak anak bisa bicara hingga tua-nya kelak, dan pastinya, dijadikan orang pertama yang didoakan agar bisa terus hidup bersama hingga jannah-Nya nanti. Aamiin.

Sekadar berceritera, saya lahir dari Ibu yang.........membuatdirisayasendirisangatmalukalaugabisastrong. :') dan benar ternyata, sosok Ibu itu, ilmu pengetahuan. Ibu itu referensi. Mari mempersiapkan diri untuk menjadi referensi terbaik untuk generasi selanjutnya :)