Menulis
yang saya nilai, seseorang yang mampu menuangkan pemikirannya dalam tulisan dengan tutur yang baik nan indah, adalah pensyukur kehidupan.
Mereka berpikir, lalu menulis.
Mereka merasa, lalu menulis.
Kalau tulisan macam ini identik dengan gaya bahasa penganut paham melankolis saja, nyatanya tidak. Saya mengapresiasi pada kamu, ya kamu, yang mampu memberikan pelajaran lewat tulisanmu. Ya, semoga memang kamu, iya kamu, yang membaca dan merasa bahwa dirimu memenuhi kriteria orang yang saya deskripsikan dalam tulisan ini, mampu menjadi pengubah dunia, lewat selipan nasehat dalam tulisanmu.
Dan ya, kamu, iya kamu! Semoga tidak kalah menginspirasi, juga menjadi suara dunia, lewat teladan yang kamu sampaikan dalam ceritamu.
Menulislah, karena menulis adalah bentuk lain mendidik diri sendiri. Menulislah, agar kamu biasa mengevaluasi dirimu sendiri.
Menulislah, untuknya, untuk mereka, yang menanti hikmah-hikmah terbaik dari barisan kalimatmu.