Tidak untuk dibaca
Teruntuk seseorang, yang saya yakin sayang kepada saya,
ingin sekali saya beritahu, sapaan singkat saat itu membuat saya lemah. Lemah untuk marah, lemah untuk memberontak.
Ujar Anda kepada saya: rindu.
Saya pun begitu.
Terlebih rindu akan sebuah keutuhan. Bertahun-tahun lamanya saya sudah terlatih bernafas dengan ketidaksempurnaan atmosfer. Bertahun-tahun saya menggunakan topeng senyum perdamaian. Bertahun-tahun itu pula niat ini naik-turun. Namun jelas, eksekusinya nol besar. Saya belum sanggup.
Saya ingin sekali percaya bahwa Anda adalah baik, tentu bandingannya adalah sekian fenomena garis darah Anda.
Namun apa, arti yang saya temukan-tanpa harus saya cari, dan apa arti yang saya ketahui-tanpa harus saya terka?
Hanya ucapan terima kasih yang saya bisa ucapkan. Terima kasih telah menjadi perantara-Nya, untuk mengajari saya bahwa hidup bahagia biarlah di akhirat nanti. Bahwa kekalnya kasih sayang, biarlah di akhirat nanti.
Teruntuk yang jauh di lubuk hati saya, sangat saya sayangi.
Saya tidak akan menyerah, untuk sama-sama memperjuangkan akhir kehidupan kita: selamat.